>> M. Sahrum
Lubuk Pakam, SBN---Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara menyatakan perang terhadap
narkoba dan untuk itu seluruh jajaran di kabupaten itu diminta untuk selalu
awas terhadap peredaran barang “haram” tersebut.
Wakil Bupati Deli Serdang Zainuddin Mars di Lubuk Pakam, Rabu (26/6)
mengatakan pihaknya telah mengintruksikan kepada seluruh SKPD, camat, kepala
desa, lurah dan kepala lingkungan untuk tidak ragu ragu membantu upaya
pemberantasan peredaran maupun penyalagunaan narkotika di daerah itu.
“Sehingga kalau mengetahui ada disekitar kita pelaku peredaran
Narkotika, jangan ragu-ragu untuk melaporkan kepada pihak yang berwajib,”
katanya pada peringatakan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) tingkat Kabupaten
Deli Serdang, Rabu.
Ia mengatakan pemberantasan narkoba tidak akan bisa hanya dilakukan
oleh lembaga formal saja, tetapi semua pihak baik itu tokoh masyarakat, agama,
pemuda, pelajar harus benar benar menjadikan perang terhadap narkotika.
“Karenanya momentum peringatan HANI ini harus memberi kontribusi besar
terhadap kesinergian antar semua elemen, menjalin kebersamaan dan kekompakan,
bahu membahu bergandengan tanggan untuk memerangi dan memberantas peredaran
narkotika,” katanya.
Sementara Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Sumut Kombes Rudy
Tranggono mengatakan berdasarkan hasil survei vasional terhadap penyalahguna
narkoba pada tahun 2011 diperoleh angka prevalensi sebesar 2,2 persen dari
jumlah penduduk Indonesia.
Atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa diperkirakan terdapat 4 juta orang penduduk Indonesia yang berusia antara 10-59 tahun sebagai penyalaguna narkoba.
Atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa diperkirakan terdapat 4 juta orang penduduk Indonesia yang berusia antara 10-59 tahun sebagai penyalaguna narkoba.
Sedangkan pemerintah dan masyarakat saat ini hanya memiliki
tempat rehabilitasi penyalah guna narkoba medis maupun rehabilitasi
sosial yang jumlahnya sangat minim. “Apabila dibandingkan dengan
jumlah penyalah guna narkoba di Indonesia, ternyata dari 4 juta penyalah guna
narkoba tersebut baru 18.000 atau 0,47 persen yang
mendapat pelayanan terapi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
comments