Suara Buruh Nasional

Minggu, 29 September 2013

Bupati Sergai Sampaikan Pembekalan Kepeloporan Pemuda Membangun Desa

>>J. Irwansyah.S
Sei Rampah, SBN---Bupati Serdang Bedagai (Sergai) Ir. H. Soekirman didaulat oleh Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI KRMT Roy Suryo untuk menyampaikan pembekalan dan pelatihan kepada 1000 Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan dan Pedesaan (PSP3) di Resimen Induk Daerah  Militer Jayakarta (Rindam Jaya) Jakarta Timur, Selasa lalu (12/9).

            PSP3 yang merupakan program dan kebijakan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) adalah dalam mewujudkan pembangunan kepemudaan sebagaimana diatur dalam UU No 40 tahun 2009 tentang kepemudaan yang mencakup kepeloporan, kepemimpinan dan kewirausahaan.
            Hal ini dikemukakan Kadis Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Parbudpora) Drs. Joni Walker Manik MM melalui Kabag Humas Dra Indah Dwi Kumala di ruang kerjanya Kompleks Kantor Bupati di Sei Rampah, Selasa (17/9).
            Lebih lanjut disampaikan bahwa tahun 2013 ini, Kemenpora telah merekrut dan akan menempatkan 1000 pemuda sarjana di 66 kabupaten/kota yang tersebar di 33 Provinsi dengan pola penempatan lintas provinsi. Oleh karenanya, agar peserta PSP3 memiliki kemampuan fisik, mental, motivasi, keterampilan teknis dan manajerial dalam menjalankan tugas di desa, maka Kemenpora bekerja sama dengan Komando V Jaya menyelenggarakan pelatihan dan pembekalan bagi seluruh peserta PSP3 yang digelar sejak 31 Agustus sampai dengan 13 September lalu.
            Bupati Sergai H. Soekirman yang pernah meraih gelar pemuda pelopor nasional tahun 1990 ini menyampaikan materi “Kepeloporan pemuda dalam pembangunan  pedesaan” dalam bentuk kuliah umum kepada para 1000 sarjana dari berbagai disiplin ilmu yang dinyatakan lulus dalam seleksi yang dilakukan oleh Institut Pertanian Bogor (IPB), jelas Indah Dwi Kumala.
            Selain Bupati Ir. H. Soekirman, turut tampil menjadi narasumber dalam acara pelatihan dan pembekalan ini yakni Wakil Gubernur Banten Rano Karno dan Mayor Inf. Agus Harimurti Yudhoyono MSc, MPA.
Dalam pemaparannya, H. Soekirman menyampaikan bahwa saat ini dampak krisis global terjadi tanpa mengenal batas wilayah dimana pedesaan sebagai jaring pengaman kota akan merasakan dampak paling besar dari permasalahan global ini karena keterbatasan daya serap tenaga kerja, kesempatan menerima pendidikan tinggi terbatas, kapasitas entrepreneur (wirausaha) yang tidak membaik, menurunnya sumber daya alam dan berdampak pada urbanisasi, migrasi, pengangguran dan kriminalitas.
Yang harus dilakukan saat ini menurut Bupati Soekirman adalah membangun kembali desa yang dipelopori oleh pemuda yang berkarakter wirausaha. Membangun kepeloporan dan kepemimpinan yang bersemangat, memiliki kemampuan dan pengalaman untuk menjadi agent of change (agen perubahan), agent of development (agen pengembangan) dan agent of modernization (agen modernisasi).
Untuk menciptakan pemuda pelopor berkarakter wirausaha sekaligus sosial (social entrepreneurship) yang berperan untuk memecahkan permasalahan dan membangun desa dapat ditempuh melalui proses kompetisi yang diselenggarakan pemerintah, memunculkan kalangan akademisi seperti mahasiswa maupun sarjana, pesantren, tokoh partai yang dapat mewakili daerah asal yang memiliki ide untuk memecahkan permasalahan-permasalahan ekonomi yang akan berdampak pada masalah sosial dan budaya di daerahnya.
Sementara mengenai disparitas (perbedaan) desa maju dengan desa tertinggal kebanyakan disebabkan terbatasnya SDM profesional, kelembagaan sosial ekonomi yang belum efektif, pendekatan top-down dan bottom up yang belum berjalan seimbang dan pembangunan yang belum partisipatif. Kemudian belum adanya fokus kegiatan pembangunan pedesaan, lokus kegiatan yang belum tepat sasaran dan belum sepenuhnya menekankan pro poor, pro job dan pro growth, ujar Bupati Sergai H. Soekirman.
Menutup kuliah umumnya, Bupati Soekirman berpesan kepada para pemuda untuk melakukan kebajikan melebihi kewajiban (beyond the call of duty), partisipatory action (ide, rencana, kontrol, pelaksana, manfaat) bersama rakyat sebagai subyek, melaksanakan kewirausahaan sosial dimana modal dan komersil tidak selalu sebagai faktor penghambat, empati kepada kaum yang lemah dan terpinggirkan dan mengamalkan sustainability development (pembangunan berkelanjutan).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

comments