Stabat, SBN---Merebaknya informasi seputar akan diluncurkanya ratusan paket proyek swakola ke sejumlah satuan pendidikan di berbagai peringkat. Terutama di kalangan SD Negeri, yang berada di bawah naungan Dinas P dan P Langkat. Ternyata informasi tersebut, tidak mampu membuat para Kepala SD yang terdaftar sebagai Calon Penerima (Capen) proyek, berlega hati atau merasa puas.
Demikian ugkap salah seorang Kepala Sekolah yang
tidak ingin dipublikasikan namanya, sa'at ia mengawali percakapan dengan Suara
Buruh Nasional di Stabat, Kamis pagi pekan lalu (12/9).
Menjawab pertanyaan Suara Buruh Nasional, seputar
peluncuran proyek tersebut di atas yang akan dikerjakan secara swakelola,
(tanpa melibatkan pihak ketiga seperti kontraktor). Berupa pembangunan Ruang
Kelas Baru (RKB), termasuk gedung perpustakaan sekolah yang nilainya minimal Rp
100 hingga 200 juta lebih, tutur sumber memprediksi.
DIKENAKAN PEMOTONGAN?
Namun kata sumber, proyek yang dijanjikan belum
lagi diluncurkan ke sekolah calon penerima. Menggelinding isu, agar sekolah
yang terdaftar memperoleh jatah proyek dimaksud, segera mentransfer uang tunai
per paketnya Rp 12,5 juta, kepada oknum tertentu selaku pejabat pembuat
keputusan? Sebagaimana yang diperintahkan Kepala Dinas P dan P Langkat, Sujarno
S Sos MSi?.
Keterangan terpisah, sa'at berita tak sedap ini
dikonfirmasikan Suara Buruh Nasional ke Kepala Dinas P dan P Langkat Sujarno S
Sos MSi, di ruang kerjanya. Ia mengatakan "Tidak benar ada perintah kepada
calon penerima proyek, agar mentransfer uang sebagaimana tersebut di
atas", tandasnya serius.
Kemudian kata Sujarno S Sos MSi, akibat
kekeliruan para Kepala Sekolah sebagai calon penerima proyek tersebut. Dampak
isu bergulir dimaksud, sempat menimbulkan korban terhadap salah seorang Kepala
Sekolah peringkat lanjutan (SMP) Swasta Abdi, yang berlokasi di kawasan Marike
(Langkat Hulu). Yang nilai tunai atau banyaknya uang di transfer Rp 25 juta,
untuk 2 paket.
Ujar Sujarno S Sos MSi, ia memperoleh laporan
peristiwa tak menguntungkan itu, beberapa sa'at seusai korban melakukan
transfer ke rekening tertentu beralamat di Jakarta, sehubungan atas perintah
Kepala Dinas P dan P Langkat? Karena Sujarno S Sos MSi merasa terkejut namanya
diperjual - belikan. Spontan Sujarno S Sos MSi, memerintahkan korban segera
meminta bantuan pihak bank penyalur transfer, untuk melakukan pemblokiran.
Akan tetapi saran yang diberikan Sujarno S Sos
MSi kepada korban, tidak membuahkan hasil alias tak mampu menggagalkan transfer
via bank dimaksud, tuturnya agak kecewa. Ketika Suara Buruh Nasional ingin tahu
identitas lengkap korban, Sujarno S Sos MSi menjawab singkat "lupa nama
lengkapnya". Yang jelas korban tersebut diatas, sesuai tempat tinggalnya
diprediksi suku "Karo", sambil mengakhiri wawancara. >>SBN
L-02
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
comments