Suara Buruh Nasional

Jumat, 20 September 2013

Calon Penerima Proyek Swakelola di Langkat Gelisah

Stabat, SBN---Merebaknya informasi seputar akan diluncurkanya ratusan paket proyek swakola ke sejumlah satuan pendidikan di berbagai peringkat. Terutama di kalangan SD Negeri, yang berada di bawah naungan Dinas P dan P Langkat. Ternyata informasi tersebut, tidak mampu membuat para Kepala SD yang terdaftar sebagai Calon Penerima (Capen) proyek, berlega hati atau merasa puas.

Demikian ugkap salah seorang Kepala Sekolah yang tidak ingin dipublikasikan namanya, sa'at ia mengawali percakapan dengan Suara Buruh Nasional di Stabat, Kamis pagi pekan lalu (12/9).
Menjawab pertanyaan Suara Buruh Nasional, seputar peluncuran proyek tersebut di atas yang akan dikerjakan secara swakelola, (tanpa melibatkan pihak ketiga seperti kontraktor). Berupa pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB), termasuk gedung perpustakaan sekolah yang nilainya minimal Rp 100 hingga 200 juta lebih, tutur sumber memprediksi.
DIKENAKAN PEMOTONGAN?
Namun kata sumber, proyek yang dijanjikan belum lagi diluncurkan ke sekolah calon penerima. Menggelinding isu, agar sekolah yang terdaftar memperoleh jatah proyek dimaksud, segera mentransfer uang tunai per paketnya Rp 12,5 juta, kepada oknum tertentu selaku pejabat pembuat keputusan? Sebagaimana yang diperintahkan Kepala Dinas P dan P Langkat, Sujarno S Sos MSi?.
Keterangan terpisah, sa'at berita tak sedap ini dikonfirmasikan Suara Buruh Nasional ke Kepala Dinas P dan P Langkat Sujarno S Sos MSi, di ruang kerjanya. Ia mengatakan "Tidak benar ada perintah kepada calon penerima proyek, agar mentransfer uang sebagaimana tersebut di atas", tandasnya serius.
Kemudian kata Sujarno S Sos MSi, akibat kekeliruan para Kepala Sekolah sebagai calon penerima proyek tersebut. Dampak isu bergulir dimaksud, sempat menimbulkan korban terhadap salah seorang Kepala Sekolah peringkat lanjutan (SMP) Swasta Abdi, yang berlokasi di kawasan Marike (Langkat Hulu). Yang nilai tunai atau banyaknya uang di transfer Rp 25 juta, untuk 2 paket.
Ujar Sujarno S Sos MSi, ia memperoleh laporan peristiwa tak menguntungkan itu, beberapa sa'at seusai korban melakukan transfer ke rekening tertentu beralamat di Jakarta, sehubungan atas perintah Kepala Dinas P dan P Langkat? Karena Sujarno S Sos MSi merasa terkejut namanya diperjual - belikan. Spontan Sujarno S Sos MSi, memerintahkan korban segera meminta bantuan pihak bank penyalur transfer, untuk melakukan pemblokiran.
Akan tetapi saran yang diberikan Sujarno S Sos MSi kepada korban, tidak membuahkan hasil alias tak mampu menggagalkan transfer via bank dimaksud, tuturnya agak kecewa. Ketika Suara Buruh Nasional ingin tahu identitas lengkap korban, Sujarno S Sos MSi menjawab singkat "lupa nama lengkapnya". Yang jelas korban tersebut diatas, sesuai tempat tinggalnya diprediksi suku "Karo", sambil mengakhiri wawancara. >>SBN L-02

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

comments