Suara Buruh Nasional

Senin, 10 Juni 2013

Kepsek SMU Negeri 1 Tanjungbalai Diduga Cukongi Biaya Pengambilan SKHU Seharga Rp 85.000,-

Tanjungbalai, SBN---Kepala SMU Negeri 1 Tanjungbalai Dra. R.MM diduga mencukongi Pengambilan Surat Keterangan Hasil Ujian (SKHU) siswa-siswi SLTA se Kota Tanjungbalai dengan mengadakan Musyawarah Kepala-Kepala Sekolah (MKKS) Tingkat SLTA.

Musyawarah yang menghasilkan keputusan dan kesepakatan ini menetapkan bahwa bagi siswa siswi yang ingin mengambil SKHU ditetapkan seharga Rp 85.000,-. Pengambilan dana yang dibebankan kepada siswa maupun orang tua mereka ini dinilai sangat memberatkan wali murid, dan hasil keputusan melalui musyawarah ditingkat kepala sekolah tidak melibatkan ketua-ketua komite disetiap sekolah dalam mengambil keputusan.
Kabid Pendikan tingkat SLTA Marbun mengatakan Rabu (5/6) kepada wartawan mengatakan,"itu diluar wewenang kami dan  kita hormati keputusan MKKS itu walaupun Musyawarah itu tidak melibatkan pengawas dan komite sekolah", katanya.
Dalam pengambilan keputusan untuk menentukan harga pengambilan SKHU ini dinilai orang tua siswa sangatlah memberatkan mereka. Sebab masih banyak lagi kebutuhan anak-anak mereka yang masih memerlukan dana pendidikan. Kita kan tau bahwa sekolah sekarang kan sudah mendapat berbagai bantuan, kenapa juga masih diberatkan dengan iuran ini, ujar orang tua siswa yang tidak mau disebutkan namanya. Ia juga meminta kepada Kepala Dinas P dan K, Walikota Tanjungbalai untuk mengevaluasi dan memeriksa hasil keputusan Musyawarah tersebut.
Dalam pantauan wartawan dibeberapa sekolah seperti SMU Negeri 1 ditetapkan pengambilan SKHU sebesar Rp. 85.000,- , dan di SMU Negeri 3 ada yang mengambil SKHU dikenakan biaya Rp. 60.000,-.
Di tingkat SLTP yakni SMP Negeri 5 Sijambi, orang tua siswa mengambil SKHU anaknya dikenakan Rp.30.000,- per siswa. Sedangkan waktu rapat guru SMP Negeri 5 dengan orang tua siswa tidak ada diucapkan tentang dana pengambilan SKHU, ungkap orang tua siswa kepada wartawan Sabtu (8/6). Belum lagi nanti mengambil Ijazah berapa pula yang diminta oleh guru, ujarnya.
Orang tua siswa berharap jangan ada iuran ataupun kutipan-kutipan yang dibuat, sebab anak kami tidak satu orang yang sekolah di SMP ini. Ada kakaknya di SMU lagi, abangnya di SMK yang bersamaan tammatnya. Cobalah bapak pikir berapa uang yang harus kami keluarkan, ungkapnya. >>AES

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

comments