Tanjungbalai, SBN---Kepala SMU Negeri 1
Tanjungbalai Dra. R.MM diduga mencukongi
Pengambilan Surat Keterangan Hasil Ujian (SKHU) siswa-siswi SLTA se Kota
Tanjungbalai dengan mengadakan Musyawarah Kepala-Kepala Sekolah (MKKS) Tingkat
SLTA.
Musyawarah yang
menghasilkan keputusan dan kesepakatan ini menetapkan bahwa bagi siswa siswi
yang ingin mengambil SKHU ditetapkan seharga Rp 85.000,-. Pengambilan dana yang
dibebankan kepada siswa maupun orang tua mereka ini dinilai sangat memberatkan
wali murid, dan hasil keputusan melalui musyawarah ditingkat kepala sekolah
tidak melibatkan ketua-ketua komite disetiap sekolah dalam mengambil keputusan.
Kabid Pendikan tingkat
SLTA Marbun mengatakan Rabu (5/6) kepada wartawan mengatakan,"itu diluar
wewenang kami dan kita hormati keputusan MKKS itu walaupun Musyawarah itu
tidak melibatkan pengawas dan komite sekolah", katanya.
Dalam pengambilan
keputusan untuk menentukan harga pengambilan SKHU ini dinilai orang tua siswa
sangatlah memberatkan mereka. Sebab masih banyak lagi kebutuhan anak-anak
mereka yang masih memerlukan dana pendidikan. Kita kan tau bahwa sekolah
sekarang kan sudah mendapat berbagai bantuan, kenapa juga masih diberatkan
dengan iuran ini, ujar orang tua siswa yang tidak mau disebutkan namanya. Ia
juga meminta kepada Kepala Dinas P dan K, Walikota Tanjungbalai untuk
mengevaluasi dan memeriksa hasil keputusan Musyawarah tersebut.
Dalam pantauan wartawan
dibeberapa sekolah seperti SMU Negeri 1 ditetapkan pengambilan SKHU sebesar Rp.
85.000,- , dan di SMU Negeri 3 ada yang mengambil SKHU dikenakan biaya Rp.
60.000,-.
Di tingkat SLTP yakni SMP
Negeri 5 Sijambi, orang tua siswa mengambil SKHU anaknya dikenakan Rp.30.000,-
per siswa. Sedangkan waktu rapat guru SMP Negeri 5 dengan orang tua siswa tidak
ada diucapkan tentang dana pengambilan SKHU, ungkap orang tua siswa kepada
wartawan Sabtu (8/6). Belum lagi nanti mengambil Ijazah berapa pula yang
diminta oleh guru, ujarnya.
Orang tua siswa berharap
jangan ada iuran ataupun kutipan-kutipan yang dibuat, sebab anak kami tidak
satu orang yang sekolah di SMP ini. Ada kakaknya di SMU lagi, abangnya di SMK
yang bersamaan tammatnya. Cobalah bapak pikir berapa uang yang harus kami
keluarkan, ungkapnya. >>AES
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
comments